Friday, December 25, 2009

Hijrah Diri

Hijrah diri mencari erti
Hijrah diri mencari makna
Hijrah diri menilai rasa
Hijrah diri pengubat jiwa

Mencari pelangi kasih
Yang indah
Mencari landasan cinta
Yang kukuh
Mencari sesuatu
Yang bermakna

Hijrah ini membebat rasa
Hijrah ini membalut luka
Hijrah ini menenangkan jiwa
Hijrah ini tanda perjuangan hati
yang kalut

Kalah atau menang
aku hanya perlukan
pembebasan rasa yang sakit ini......
Hijrahlah diri!!!!!

Salam Maal Hijrah 1431.

Catatan pada 1 Muharram 1431H

Istilah Cinta Tanpa Rasa

Istilah Cinta Tanpa Rasa
Hati tawar, jiwa kosong
Mati mungkin penyudahnya
Tapi aku masih ada sisa iman
Untuk menafikan desakan hati
Untuk mengatur akal pada paksinya

Istilah Cinta Tanpa Rasa
Keliru dan celaru
Antara kata cinta dan tanggungjawab
Antara kasih sayang dan amanah
Kalau mungkin aku mungkir
Biar berbaloi dengan pengorbanan
Biar terzahir segala janji
Biar bahagia nyata di mata jiwa

Istilah Cinta Tanpa Rasa
Nafsu mungkin landasannya
Alunan mesra membujuk rasa
Membuai rasa
Melalaikan hati
Hingga di penjuru kasih
Manusia itu jadi begitu kejam
Membunuh rasa yang tak berdosa
Menjadi sebab kepada kemusnahan
Episod hidup hamba Allah

Dan akulah manusia itu
Yang terpersona dengan
Istilah Cinta itu
Yang terkesima dengan lambakan
Kasih sayang itu

Aku terikat? Aku diikat?
Atau aku sendiri yang mengikat?
Kenapa langkah tak mampu di atur
Lari dan minggir sejauh yang boleh
Kenapa terlalu rapuh
Sedang hakikat sudah lama di hitung
Pada sejarah dan cerita lalu

Istilah Cinta Tanpa Rasa
Sesungguhnya ia hadir tanpa rasa
Sesungguhnya ia hanya pengisian kosong
untuk jiwa yang sakit ini.

Sunday, November 22, 2009

Tentang dia....tanpa rasa murahnya cinta.

Align Center
Pada sudut terasing ini terperuk sekeping hati
menjeruk rasa pada sebuah kisah
memendam pilu pada jiwa yang mati
meniti hari dengan langkah yang tidak sempurna

Pada lirik matanya terisi sendu yang bukan sedikit
pada lakaran senyumnya ada calar di hati
ada rahsia yang meruntun sanubari
ada kisah lama yang sakit
ada cerita satu episod kehidupan

Dia hari ini tersungkur dan terus tersungkur
bukan simpati yang di raih
bukan simpati yang di dambanya
hanya melepas remuk di dada
sekadar merembeskan nanah
kelukaan yang tercarik

Tahu diri bukan sekuat mana
tahu diri tidak seampuh mana
tahu diri ibarat hilang daya
tahu diri bagai layang-layang terputus tali
hilang arah dan punca

Jangan lagi di gadai harga yang ada
biar terus tidak di cinta
biar terus tidak di miliki
biar diri tidak di punyai
asal nadi terdenyut
dengan bangga tanpa rasa
murahnya harga cinta.

Wednesday, November 4, 2009

...

Aku renung setiap bilah kisah

Dari episod cinta naïf

Aku nilai dari pandangan kasar

Aku hitung juga dari bahasa hati

Aku pertimbangkan setiap patah

Kata azimat mereka yang prihatin

Aku akui....

Naifnya aku dalam mengenal erti

Kata sebuah cinta


Adakala nafsu menunjangkan rasa

Ada ketika gelora hati meruntun di jiwa

Ada saatnya hati berdetik kata walang

Hingga tergadai lagi harga dan nilai

Cinta yang naif


Aku terhumban dan terasing

Di sudut kendiri

Terperosok, berwalang

Rawan hati pada sebuah ceritera

Cerita cinta yang naif


Silap menilai

Salah menghitung

Rapuh pertimbangan

Terlupa dengan alasan

Terbias kata kesal

Tunjangkan kesalahan pada diri sendiri


Aku kumpul kekuatan untuk terus berjalan

Biar dalam rawan hati

Biar penuh kesal di jiwa

Biar aku terus berjalan

Biar cinta yang naif itu terus terkubur

Sekalipun tidak bernisan


Aku larikkan segaris doa dan harapan

Untuk hati terus mengenal erti kata yang sebenar

Aku titipkan seraut doa dan harapan

Untuk terus berjalan

Ini noktah aku yang terakhir.

Tuesday, June 16, 2009

Ya Allah, Aku mohon setitis KETENANGAN dari selautan Rahmat dan Rahman MU.

Lelah dan penat berganti.
Hati dan jiwa masih keresahan.
Masih terasa gelora pada kemuncak semalam.
Masih terbayang bait kata yang di larik.
Masih jelas senyum kelat
tatkala menelan semua pengakuan jujur itu.
Semuanya bagai layar pada wayang.
Bersama seribu lagi episod dari siri kehidupan ini.
Bersama sejuta rasa yang di biaskan minda, jiwa dan hati.

Adu saya pada teman.
Aku dah letih,
Aku dan penat.
Aku rasa aku dah give up.
Aku rasa aku dah tak mampu nak fikir.
dan aku fikir aku terus akan gagal.

Pesan si teman pada saya.
Bersabarlah.
Katanya...
Sabar itu penawar
Sabar itu ubat
Sabar itu rahmat.

Buat dia.
Saya mengerti
Saya memahami
Saya tak kesah
Saya tahu
Saya dah agak
Saya dah biasa
Saya dah kalih
dengan situasi ini.
Hati saya dah kebal.

Tapi sekebal dan sekeras hati saya
saya tak bisa untuk berbohong
Saya sedih
Saya menangis
Saya akan terus merindu
kerana saya masih sayang
tapi saya akur
bila takdir sekali lagi
tidak berpihak pada saya
Saya pasrah bila
ketentuan itu tidak bersama saya
Saya redha
bila ujian ini makin menghimpit
bila terlalu banyak persoalan
yang perlu saya jawab
sedang skrip jawapannya
hilang bersama pencarian saya.

Saya rimas
Saya resah
Saya sakit hati
Saya benci
bila saya terpaksa menelan
sebulatnya
setiap pertanyaan sinis
setiap gurauan tajam
setiap kata yang menerjah
ke saraf telinga.

Ya Allah
Aku mohon setitis
KETENANGAN
dari selautan Rahmat
dan Rahman MU.

Amin.

Wednesday, April 8, 2009

Saya dan pelangi yang hilang.

Semalam saya terpandangkan pelangi
Antara rintik hujan
juga simbah sinar mentari petang
Jalurnya indah....
Dari merah jingga
membawa ke biru dan ungu
Tersusun dengan garapan terindah
Ciptaan DIA

Terpegun dan terpesona dengan keindahannya
Menenggelamkan saya bersama khayalan
Pada satu sudut tangga di ruangan belakang
saya menilai dan meneliti
setiap jalur-jalur keindahan pelangi
dari satu jalur saya rentas jalur berikutnya

Tanpa kerdipan, mata terus menatap pelangi
dengan harapan keindahannya
kekal terus bersama saya
namun saya silap.....
jalur nan indah itu
mula menipis warnanya
kian menghilang dari pandangan
Cantik yang tadi makin kabur
Akhirnya...
awan putih mendepani mata

Hilang sudah pelangi saya
Hilang kini keindahan rasanya
Hilang bersama khayalan yang belum sudah
Bersama kenangan
Suka atau duka ianya tetap yang terindah
Ada rindu yang di tinggalkan

Pelangi....
Sekalipun seketika hadirnya
Namun kehadirannya pernah membiaskan
warna-warna indah dalam hidup saya

Hakikatnya....
Rindu saya untuk terus memiliki
jalur dan susun pelangi yang indah.


Saya kehilangan pelangi saya
saya rindukan pelangi saya
ada ganti untuk pelangi saya?

Tuesday, April 7, 2009

Saya Manusia Biasa

Saya hanya manusia biasa
terbias kata dari hati

menilik diri pada cerminan realiti
titis jernih tidak pernah kenal erti kering
setia bertandang kala hati sebu dan sebak
Saya masih lagi manusia biasa

kesilapan sering mengusik ruang
membilang dan menghitung

tulah-tulah kesilapan dulu

mengira-ngira kesal yang berbunga

ada kala ibarat lalang

mengikut saja puput sang angin bertiup
Saya tetap manusia biasa

punya rencah rasa yang berjuta
bersarang, mengikat
menjerat dan terjerat
kelat rasa, pahit mengundang
sakit di kesan, merah mengalir

ria tawa terselit dalam tangis dan lara

kerana
Saya manusia biasa


 

Design by Amanda @ Blogger Buster